Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, semuanya mengalami infasi. Infasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,65 persen dan infasi terendah terjadi di Kota Madiun sebesar 0,22 persen.
Infasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang cukup tinggi, yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran. Dari sebelas kelompok pengeluaran, sembilan kelompok mengalami infasi, satu kelompok mengalami defasi dan satu yang lain tidak mengalami perubahan. Kelompok pengeluaran yang mengalami infasi tertinggi adalah kelompok penyediaan makanan dan minuman/ restoran sebesar 0,76 persen, diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,67 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,58 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,35 persen, kelompok transportasi sebesar 0,31 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,22 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,21 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,09 persen, sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami defasi adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Adapun kelompok yang tidak mengalami perubahan adalah kelompok pendidikan.