Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kediri sebesar 0,78 persen dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,45 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Dari sebelas kelompok pengeluaran, sembilan kelompok mengalami inflasi, satu kelompok mengalami deflasi dan satu kelompok lannya tidak mengalami perubahan. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,25 persen, diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,05 persen, kelompok kesehatan dan kelompok pakaian dan alas kaki masing-masing sebesar 0,61 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,41 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,35 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,28 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,13 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa mengalami deflasi sebesar 0,13 persen, adapun kelompok yang tidak mengalami perubahan adalah kelompok pendidikan. Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2022 sebesar 3,32 persen dan tingkat infasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) tercatat sebesar 4,92 persen.